Beranda » Blog » Pahami Arti Nilai Slump 12 ± 2 cm pada Beton

Pahami Arti Nilai Slump 12 ± 2 cm pada Beton

slump 12 ± 2 cm artinya

Dalam dunia konstruksi, Anda pasti sering mendengar istilah “slump beton”. Salah satu nilai yang umum ditemui adalah slump 12 ± 2 cm. Bagi sebagian orang, angka ini mungkin terdengar teknis dan membingungkan. Namun, memahami arti di baliknya sangatlah krusial untuk memastikan kualitas dan kelancaran proses pengecoran.

Jadi, apa sebenarnya arti dari nilai slump 12 ± 2 cm pada beton?

Secara sederhana, nilai slump 12 ± 2 cm menunjukkan tingkat kekentalan atau plastisitas adukan beton segar yang ideal untuk berbagai pekerjaan konstruksi umum. Angka ini mengindikasikan bahwa beton tersebut tidak terlalu kaku dan tidak terlalu encer, sehingga mudah untuk dikerjakan (workability).

Tanda “± 2 cm” merupakan nilai toleransi yang diizinkan. Artinya, nilai slump aktual saat pengujian di lapangan bisa berada di rentang 10 cm hingga 14 cm. Jika hasil tes berada dalam rentang ini, adukan beton dianggap memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.

Mengapa Workability Beton Itu Penting?

Workability atau kemudahan pengerjaan adalah salah satu properti terpenting dari beton segar. Beton dengan workability yang baik akan:

  • Mudah dialirkan: Beton dapat dengan mudah dipompa atau dituang ke dalam cetakan (bekisting) tanpa hambatan.
  • Mudah dipadatkan: Proses pemadatan (biasanya dengan alat getar atau vibrator) menjadi lebih efisien, sehingga rongga udara yang terperangkap bisa dihilangkan.
  • Tidak terjadi segregasi: Agregat (kerikil dan pasir) tidak terpisah dari pasta semen. Segregasi dapat menyebabkan beton menjadi keropos dan lemah di beberapa bagian.
  • Tidak terjadi bleeding: Air tidak naik secara berlebihan ke permukaan beton. Bleeding yang parah dapat menurunkan kualitas permukaan beton.

Beton dengan nilai slump 12 ± 2 cm umumnya memiliki workability yang sangat baik untuk pekerjaan struktur seperti kolom, balok, pelat lantai, dan dinding.

Bagaimana Nilai Slump Diukur?

Nilai slump tidak muncul begitu saja. Nilai ini didapatkan melalui sebuah pengujian sederhana namun penting yang disebut Uji Slump (Slump Test). Proses ini menggunakan alat yang disebut Kerucut Abrams (Abrams Cone).

Berikut adalah langkah-langkah pengujian slump secara singkat:

  1. Persiapan: Kerucut Abrams yang berbentuk seperti corong tanpa bagian atas dan bawah diletakkan di atas permukaan yang rata dan tidak menyerap air.
  2. Pengisian: Adukan beton segar dimasukkan ke dalam kerucut dalam tiga lapisan. Setiap lapisan ditusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat baja untuk memadatkannya.
  3. Pengangkatan: Setelah kerucut terisi penuh dan permukaannya diratakan, kerucut diangkat secara perlahan dan hati-hati dengan gerakan vertikal.
  4. Pengukuran: Beton di dalam kerucut akan turun atau “merosot” (slump). Penurunan inilah yang diukur. Jarak antara tinggi kerucut semula dengan tinggi puncak beton setelah merosot adalah nilai slump-nya.

Gunakan Slump Test Set Berkualitas dari Kami

jual alat slump test set

Rating:

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan konsisten, kualitas alat uji slump tentu tidak boleh diabaikan. Indra Jaya Tektona menyediakan alat slump test set lengkap berkualitas tinggi yang presisi dan tahan lama, dirancang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Pastikan setiap pengujian beton Anda valid dengan peralatan andal dari kami untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi Anda. Dapatkan penawaran terbaik untuk Kerucut Abrams dan kelengkapannya hari ini!

Faktor yang Mempengaruhi Nilai Slump

Nilai slump sebuah adukan beton dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Rasio Air dan Semen (Water-Cement Ratio): Ini adalah faktor utama. Semakin banyak air yang ditambahkan, semakin tinggi nilai slump (beton semakin encer). Namun, terlalu banyak air dapat menurunkan kekuatan beton secara signifikan.
  • Jenis dan Ukuran Agregat: Bentuk dan gradasi (susunan ukuran) agregat akan memengaruhi tingkat kekentalan.
  • Penggunaan Admixture (Bahan Tambah): Bahan kimia tertentu seperti plasticizer atau superplasticizer dapat ditambahkan untuk meningkatkan nilai slump tanpa harus menambah air, sehingga kekuatan beton tetap terjaga.
  • Suhu: Suhu yang lebih tinggi dapat mempercepat proses hidrasi semen, yang mengakibatkan penurunan nilai slump lebih cepat.
  • Waktu: Sejak dicampur di batching plant hingga tiba di lokasi proyek, adukan beton akan perlahan kehilangan plastisitasnya, sehingga nilai slump-nya pun akan menurun.

Kesimpulan

Memilih spesifikasi beton dengan nilai slump 12 ± 2 cm adalah langkah yang tepat untuk sebagian besar kebutuhan struktur bangunan. Nilai ini memberikan keseimbangan yang sangat baik antara kemudahan pengerjaan (workability) dan kualitas akhir beton.

Dengan memahami arti nilai slump, Anda dapat memastikan bahwa beton yang Anda gunakan sesuai dengan standar, mudah diaplikasikan, dan pada akhirnya akan menghasilkan struktur bangunan yang kuat, padat, dan tahan lama. Selalu pastikan untuk melakukan uji slump saat beton tiba di lokasi proyek sebelum proses pengecoran dimulai.

Telepon
Whatsapp