Beranda » Blog » Slump Test: Pengertian, Prosedur, dan Peralatannya

Slump Test: Pengertian, Prosedur, dan Peralatannya

slump test

Slump Test adalah metode pengujian sederhana yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau workability (kemampuan kerja) beton segar sebelum dituang. Uji ini penting dalam proyek konstruksi untuk memastikan kualitas beton sesuai standar, baik di laboratorium maupun di lapangan.

Slump Test mengukur seberapa mudah beton dapat dicampur, diangkut, dituang, dan dipadatkan, yang dipengaruhi oleh rasio air-semen, proporsi campuran, ukuran dan bentuk agregat, serta aditif yang digunakan.

Uji ini populer karena peralatannya sederhana, biayanya rendah, dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.

Tujuan Slump Test

Tujuan utama Slump Test adalah:

  1. Menentukan Workability Beton: Mengukur kemudahan beton untuk diolah tanpa kehilangan kekuatan.
  2. Memeriksa Konsistensi Campuran: Memastikan keseragaman campuran beton antar batch.
  3. Mendeteksi Cacat Campuran: Mengidentifikasi jika campuran terlalu basah atau kering, sehingga dapat diperbaiki sebelum dituang.
  4. Mematuhi Standar Internasional: Mengacu pada standar seperti ASTM C143, AASHTO T119, dan BS EN 12350-2 untuk memastikan keandalan hasil.

Prosedur Slump Test

Berikut langkah-langkah melakukan Slump Test sesuai standar internasional:

Persiapan Alat:

  • Slump Cone (Abrams Cone): Cetakan berbentuk kerucut terpancung dengan tinggi 30 cm, diameter bawah 20 cm, dan diameter atas 10 cm, terbuat dari baja atau plastik.
  • Base Plate: Pelat dasar dari aluminium, baja, atau polimer untuk menahan slump cone.
  • Tamping Rod: Batang baja berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm dengan ujung bulat.
  • Pita Ukur: Untuk mengukur penurunan beton.
  • Scoop dan Kuas: Untuk mengisi dan membersihkan cetakan.

Langkah Pengujian:

  • Bersihkan permukaan dalam slump cone dan base plate, lalu basahi untuk mengurangi gesekan.
  • Letakkan slump cone pada base plate di permukaan datar, bebas getaran, dan gunakan kaki penahan agar stabil.
  • Isi slump cone dengan beton segar dalam tiga lapisan setara (masing-masing sepertiga tinggi kerucut).
  • Padatkan setiap lapisan dengan 25 kali tusukan menggunakan tamping rod, pastikan tusukan merata dan menembus lapisan sebelumnya.
  • Ratakan permukaan beton pada lapisan teratas dengan gerakan menggergaji menggunakan tamping rod atau trowel.
  • Angkat slump cone secara vertikal perlahan dalam waktu 2-5 detik tanpa gerakan memutar untuk menghindari gangguan pada beton.
  • Letakkan slump cone terbalik di samping beton yang telah merosot, lalu ukur jarak vertikal dari puncak kerucut ke puncak beton dengan pita ukur (dibulatkan ke 5 mm terdekat).

Catatan Penting:

  • Uji harus selesai dalam 3 menit sejak pengambilan sampel beton untuk hasil yang akurat.
  • Jika beton menunjukkan shear slump atau collapse slump, uji diulang dengan sampel baru.

Jenis-Jenis Slump

Hasil Slump Test dapat menghasilkan empat jenis slump, yang masing-masing memberikan informasi tentang kondisi campuran beton:

  1. True Slump: Beton merosot secara merata tanpa disintegrasi, menunjukkan workability yang ideal dan campuran yang seimbang. Ini adalah hasil yang diinginkan untuk sebagian besar aplikasi konstruksi.
  2. Shear Slump: Setengah bagian beton meluncur ke samping, menandakan kurangnya kohesi dalam campuran, sering disebabkan oleh gradasi agregat yang buruk. Uji harus diulang.
  3. Collapse Slump: Beton runtuh sepenuhnya, menunjukkan rasio air-semen yang terlalu tinggi atau campuran terlalu basah. Campuran ini tidak cocok untuk konstruksi dan perlu diperbaiki.
  4. Zero Slump: Beton tidak merosot sama sekali, menunjukkan campuran sangat kering dengan rasio air-semen rendah, cocok untuk konstruksi jalan tetapi sulit untuk aplikasi lain.

Standar Nilai Slump

Nilai slump diukur dalam milimeter dan mencerminkan tingkat workability beton:

  • 0-25 mm (Zero Slump): Sangat kering, cocok untuk jalan raya atau trotoar.
  • 25-50 mm: Workability rendah, untuk fondasi atau struktur sederhana.
  • 50-100 mm: Workability sedang, untuk balok atau kolom.
  • 100-150 mm: Workability tinggi, untuk struktur dengan tulangan padat.
  • >150 mm: Sangat tinggi, sering memerlukan uji alir (flow test) karena terlalu cair.

Kelebihan dan Keterbatasan Slump Test

Kelebihan:

  • Mudah dilakukan di lapangan atau laboratorium.
  • Peralatan murah dan portabel.
  • Hasil cepat, memungkinkan penyesuaian campuran segera.
  • Sesuai untuk beton dengan workability sedang hingga tinggi (slump 10-210 mm).

Keterbatasan:

  • Tidak cocok untuk beton sangat kering (zero slump) atau sangat basah (collapse slump).
  • Tidak mengukur semua aspek workability, seperti segregasi atau bleeding.
  • Hasil bisa bervariasi karena faktor operator atau kondisi lingkungan.

Standar Internasional

Slump Test diatur oleh berbagai standar internasional untuk memastikan konsistensi dan keandalan:

  • ASTM C143/C143M: Standar Amerika untuk uji slump beton hidrolik.
  • AASHTO T119: Spesifikasi Amerika untuk pengujian slump.
  • BS EN 12350-2: Standar Inggris dan Eropa.
  • IS 1199:2018: Standar India, mensyaratkan ukuran agregat maksimum tidak melebihi 40 mm.

Peralatan Slump Test yang Dibutuhkan

slump test set

Rating:

Untuk melakukan Slump Test, diperlukan peralatan yang sesuai standar:

  • Slump Cone: Terbuat dari baja tahan karat atau plastik tahan lama, dengan dimensi standar (tinggi 30 cm, diameter bawah 20 cm, diameter atas 10 cm).
  • Base Plate: Permukaan datar dan kaku untuk menahan slump cone.
  • Tamping Rod: Baja berdiameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan ujung bulat untuk pemadatan.
  • Pita Ukur atau Penggaris: Untuk mengukur slump dengan presisi.
  • Scoop dan Kuas: Untuk mengisi dan membersihkan peralatan.

Peralatan ini harus memenuhi standar seperti ASTM, AASHTO, atau BS EN untuk memastikan hasil yang akurat. Membersihkan dan membasahi peralatan sebelum pengujian juga penting untuk mengurangi gesekan dan mencegah beton menempel.

Mengapa Slump Test Penting?

Slump Test adalah alat penting untuk mengontrol kualitas beton di proyek konstruksi. Dengan melakukan uji ini, insinyur dapat:

  • Memastikan campuran beton sesuai dengan spesifikasi desain.
  • Mencegah masalah seperti retak atau segregasi akibat campuran yang tidak tepat.
  • Menghemat biaya dengan mendeteksi masalah campuran sebelum pengecoran.
  • Menjamin kekuatan dan daya tahan struktur jangka panjang.

Dapatkan peralatan Slump Test berkualitas tinggi dari Indra Jaya Tektona, penyedia alat laboratorium teknik sipil terlengkap, murah, dan bergaransi resmi. Kami menawarkan slump test set dan perlengkapan lainnya yang sesuai standar ASTM, AASHTO, dan BS EN.

Telepon
Whatsapp